Searching...
March 22, 2013

randomly random


Tinggi, putih, rambut lurus. Lumayan ganteng, itu kata temen-temen cewe di kampus. Lumayan ganteng means that ketika kamu ketemu sama random girl di suatu tempat umum, besar persentase kalo cewe tersebut bakal tertarik sama aku. That’s the definition dari lumayan ganteng. Oya namaku Lukas.

Anak dikampus suka jadi kelompoknya aku. Mereka bilang kalo ngerjain tugas sekelompok sama aku pasti jadi lancer ngerjainnya, beda kalo semisal sama temen yang lain. Iya lancar, soalnya ya aku yang ngerjain dan sendirian juga ngerjainnya.yang lain terima jadi. Itulah kenapa aku lumayan popular di kalangan anak kampus. Lumayan ganteng+lumayan pinter=ibarat martabak, coklat keju. Manis ada, asin ada.

Meskipun gitu, aku jomblo. Ya, secara literal aku jomblo sejati. Apa yang kurang dari cowo yang lumayan ganteng+lumayan pinter?

Dan kejadian yang berulang ulang aku alami dari sejak pertama kenal cewe sampe sekarang umur anak kuliahan, adalah fall in love dengan cewe yang ketemu randomly di tempat umum.

Ya, fall in love secara random dengan cewe yang aku temuin di suatu tempat umum.

Aku masih inget banget dulu waktu SMP, tiap hari pulang naik angkot. Karena ayahku kerja, ga mungkin aku minta jemput buat pulang. Satusatunya kejadian aku pulang bareng ayahku itu karena ga sengaja lewat tempat kerja ayahku.

Oh iya, ayahku teknisi AC, jadi dia pindah-pindah kerjanya.

Lanjut lagi ingatan waktu SMP ini. Trayek yang dilewati sama angkot yang mengarah ke rumahku itu trayek Y. dan buat ke jalur trayek itu, aku kudu jalan sekitar 1 km dari sekolahan ke jalur itu. Setiap hari, dengan bawa tas berat penuh buku, cuaca siang dan menyengat, aku sampai heran kok aku engga kontet+item.

Di angkot trayek Y itu…

Entahlah aku lupa nama panjangnya siapa. Aku Cuma liatsedikit tempelan nama di seragamnya. Seragam sekolah Kristen, xaverius IV yang dekat dengan sekolahanku. Namanya Fransiska anggun. Etahh juga nama belakangnya siapa, bakalan aneh kalo aku liat terus-terusan ke tempelan nama di seragam putih itu, yang kebetulan di temple di dada.

Fransiska anggun…aku ga pernah sekalipun lupa nama itu…

Tubuhnya kecil, kurus. Kulitnya putih, tapi putih karena dia turuna Chinese. Pipinya memerah seolah tak tahan kena sengatan matahari, meskipun di angkot itu panas dan pengap, anggun tetap segar, jauh dari kata kucel layaknya seorang yang penat setelah sekolah dan tersengat matahari.

Bibirnya tipis sekali, bahkan mungkin terlalu tipis seperti bibir anak usia 6 tahun. Rambut panjang diurai dan memakai bando pita, orang kalau sekali lihat pasti berpikir kalau anggun ini anak perempuan yang terawat. Anggun duduk di pojokan angkot, persis di belakang sopir yang mengkalungkan handuknya di leher. Tubuh kecil angguntampak terhimpit.

Aku yang duduk di dekat pintu angkot ini, benar benar terkesima pesona anggun yang ada didepanku saat itu…

“kenapa harus di angkot panas dan pengap ini aku bertemu dengan anggun?”, batinku menyeru

Saat itu aku benar benar terpaku, aku hanya bisa melihat anggun yang berpeluh namun tak menunjukkan sedikitpun kekucelan. Dan Ingin sekali setting yang ada aku ganti. Aku ganti lokasinya menjadi taman kota, anggun yang berada dibelakang sopir berganti menjadi duduk di bangku taman. Cuaca terik siang itu aku ganti malam yang sejuk. Angkot yang penuh dan pengap, aku ganti menjadi kami berdua saja. Khayalan itu terbentuk dengan cepatnya.

Di khayalanku, aku berani bertanya ke anggun, mengajaknya untuk mengobrol. Anggun menerima dengan terbuka, dan menanggapi basa basiku seolah-olah aku ini bukan orang asing. Aku kemudian duduk di sebelah anggun, bercerita tentang sekolah masing masing, tentang hidup masing masing.

Ketika kami bingung untuk bercerita tentang apa lagi, kami diam. Anggun mengalihkan pandangannya ke bawah, seolah olah malu jika aku bertanya kenapa dia diam. Tapi aku memecah sesi diam itu dengan pernyataan yang mungkin akan membuat anggun merasa aneh terhadap aku.

“anggun, maaf aku mungkin sekarang  masih bukan siapa siapa dan orang asing bagimu. Tapi aku suka kamu”

Anggun tidak membalas ucapanku, mungkin dia malu. Dia tidak berhenti menatap ke bawah sama seperti waktu sesi diam barusan. Kemudian anggun akhirnya menengadah dan melihatku. Dia seolah olah mau mengungkapkan sesuatu. Aku benar benar deg degan dia tiba tiba melihatku begitu, diapun menggerakkan bibirnya.

“kiri”
“kiri? Ada apa di sebelah kiriku?”
“kiri”

Lalu angkot berhenti. anggun beranjak dari tempat duduknya, dan menyerahan selembar uang ke sopir berkalung handuk itu.singkatnya, lamunanku buyar.

Anggun, bagiku, baru permulaan dari random fall in love with random girl.

Pernah di suatu sore, aku biasa mampir ke sebuah lapak martabak manis di dekat kampusku. Saking lamanya langganan, aku sampai tau sore jam berapa yang pasti sepi pelanggan. Tapi waktu itu, keadaan ga sama persis seperti yang aku rencanakan.

Dan sindrom random fall in love mulai lagi menjalankan aksi di otakku…

Entah siapa namanya, perempuan itu nampaknya juga sedang membeli martabak juga. Dia bersama pacarnya, atau calon pacarnya. Entahlah juga laki-laki itu siapa. Mereka sedang mengobrol, saling berhadapan danterlihat sangat mesra.

Namun sesekali perempuan itu mengalihkan matanya dan menatapku… dia tahu aku sedang memperhatikannya sejak awal aku memesan martabak. Timbul sedikit rasa malu karena aku ketahuan sedang mencuri curi pandang.

Perempuan itu, wajahnya sungguh tenang. Dia mengenakan cat kuku warna pucat di kukunya yang agak panjang, dan tidak lupa juga kuku jari kakinya ikut ia cat. Rambutnya panjang mengikal, sungguh cantik sekali dia dihadapanku. Bajunya agak ketat, lekukan tubuhnya terlihat semakin jelas. Leher bajunya agak terlalu rendah, dan dengan tubuh yang sangat curvy seperti itu, kesan seksi menjadi sangat terlihat. Terlebih lagi, tali branya yang hitam sedikit kelihatan dengan baju model kerut seperti itu. Sexy, definitely sexy…

Aku hanya terduduk, sendirian di seberang perempuan itu. Dia tetap mengobrol dengan lakilaki itu. Before I knew it, aku sudah terlanjur jatuh cinta dengan perempuan itu…

Sesekali aku menatapnya selagi dia bercakap dengan laki laki itu,

Sesekali aku memperhatikan tubuh, kuku, tangan, leher, dan rambut perempuan itu,

Seandainya aku yang menjadi perempuan itu, aku pasti sudah menyadari tatapanku yang sangat intense itu. 
Tapi perempuan itu tidak terlalu memperhatikan sama sekali!

Kemudian perempuan itu menyisi rambut dengan jari jemarinya. Matanya menatap balik ke mataku yang sesekali menatapnya. 5 detik, mungkin 7 detik lamanya kami bertatapan. Aku benar benar tau dia sedang flirt kepadaku.

Dan tatapan kami berlanjut berulang-ulang!

Aku berpikir jikalau laki laki itu hanya teman perempuan itu, kebetulan saja mereka akrab jadi pergi bareng. Berarti benar perempuan itu mencoba menarik perhatianku kepadanya dengan eye flirting sedari tadi. Ada kesempatan untukku bila aku mau mendekatinya.

Eye flirting itu berlanjut…

Dia mengerling, dan jantungku berdegub kencang. Apakah ini undangannya kepadaku? “ayo, kenalilah aku”, seperti itu pesan yang disampaikan kerlingan itu.

Dia masih sesekali menatapku, dan kali ini kami bertatapan lama sekali. Tapi pandangan kami lalu terhalang sesuatu.

Ternyata tukang martabak yang menghalangi tatapan kami. Tapi…perempuan itu bergandengan tangan dengan laki laki tadi! Mereka berpacaran? Lalu apa arti eye flirting yang dari tadi dia lakukan? Hanya menggoda?

Mereka berjalan menghampiri motor mereka, dan perempuan itu kembali menatapku dari kejauhan.
Apakah ini sinyal agar aku harus berani dan melanjutkan flirt tadi? Tapi mereka sudah mulai pergi dari parkiran. Dan perempuan itu berbalik dan melihatku. Lama sekali.

I don’t know who you are, but I will find you, ucapku di dalam hati.

Tak lama kemudian, ada seorang perempuan yang memesan martabak yang sama dengan yang aku pesan.
Perempuan itu, dia terseyum ke arah smartphone negeri Jepangnya. Senyumnya sungguh indah…

Dan sindrom random fall in love with random girl mulai menyerang otakku kembali…….

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to top!