Tinggi, putih, rambut lurus. Lumayan ganteng, itu kata
temen-temen cewe di kampus. Lumayan ganteng means that ketika kamu ketemu sama
random girl di suatu tempat umum, besar persentase kalo cewe tersebut bakal
tertarik sama aku. That’s the definition dari lumayan ganteng. Oya namaku
Lukas.
Anak dikampus suka jadi kelompoknya aku. Mereka bilang kalo
ngerjain tugas sekelompok sama aku pasti jadi lancer ngerjainnya, beda kalo
semisal sama temen yang lain. Iya lancar, soalnya ya aku yang ngerjain dan
sendirian juga ngerjainnya.yang lain terima jadi. Itulah kenapa aku lumayan popular
di kalangan anak kampus. Lumayan ganteng+lumayan pinter=ibarat martabak, coklat
keju. Manis ada, asin ada.
Meskipun gitu, aku jomblo. Ya, secara literal aku jomblo
sejati. Apa yang kurang dari cowo yang lumayan ganteng+lumayan pinter?
Dan kejadian yang berulang ulang aku alami dari sejak
pertama kenal cewe sampe sekarang umur anak kuliahan, adalah fall in love
dengan cewe yang ketemu randomly di tempat umum.
Ya, fall in love secara random dengan cewe yang aku temuin
di suatu tempat umum.
Aku masih inget banget dulu waktu SMP, tiap hari pulang naik
angkot. Karena ayahku kerja, ga mungkin aku minta jemput buat pulang. Satusatunya
kejadian aku pulang bareng ayahku itu karena ga sengaja lewat tempat kerja
ayahku.
Oh iya, ayahku teknisi AC, jadi dia pindah-pindah kerjanya.
Lanjut lagi ingatan waktu SMP ini. Trayek yang dilewati sama
angkot yang mengarah ke rumahku itu trayek Y. dan buat ke jalur trayek itu, aku
kudu jalan sekitar 1 km dari sekolahan ke jalur itu. Setiap hari, dengan bawa
tas berat penuh buku, cuaca siang dan menyengat, aku sampai heran kok aku engga
kontet+item.
Di angkot trayek Y itu…
Entahlah aku lupa nama panjangnya siapa. Aku Cuma liatsedikit
tempelan nama di seragamnya. Seragam sekolah Kristen, xaverius IV yang dekat
dengan sekolahanku. Namanya Fransiska anggun. Etahh juga nama belakangnya
siapa, bakalan aneh kalo aku liat terus-terusan ke tempelan nama di seragam
putih itu, yang kebetulan di temple di dada.
Fransiska anggun…aku ga pernah sekalipun lupa nama itu…
Tubuhnya kecil, kurus. Kulitnya putih, tapi putih karena dia
turuna Chinese. Pipinya memerah seolah tak tahan kena sengatan matahari,
meskipun di angkot itu panas dan pengap, anggun tetap segar, jauh dari kata
kucel layaknya seorang yang penat setelah sekolah dan tersengat matahari.
Bibirnya tipis sekali, bahkan mungkin terlalu tipis seperti
bibir anak usia 6 tahun. Rambut panjang diurai dan memakai bando pita, orang
kalau sekali lihat pasti berpikir kalau anggun ini anak perempuan yang terawat.
Anggun duduk di pojokan angkot, persis di belakang sopir yang mengkalungkan
handuknya di leher. Tubuh kecil angguntampak terhimpit.
Aku yang duduk di dekat pintu angkot ini, benar benar
terkesima pesona anggun yang ada didepanku saat itu…
“kenapa harus di angkot panas dan pengap ini aku bertemu
dengan anggun?”, batinku menyeru
Saat itu aku benar benar terpaku, aku hanya bisa melihat anggun
yang berpeluh namun tak menunjukkan sedikitpun kekucelan. Dan Ingin sekali
setting yang ada aku ganti. Aku ganti lokasinya menjadi taman kota, anggun yang
berada dibelakang sopir berganti menjadi duduk di bangku taman. Cuaca terik
siang itu aku ganti malam yang sejuk. Angkot yang penuh dan pengap, aku ganti
menjadi kami berdua saja. Khayalan itu terbentuk dengan cepatnya.
Di khayalanku, aku berani bertanya ke anggun, mengajaknya
untuk mengobrol. Anggun menerima dengan terbuka, dan menanggapi basa basiku
seolah-olah aku ini bukan orang asing. Aku kemudian duduk di sebelah anggun,
bercerita tentang sekolah masing masing, tentang hidup masing masing.
Ketika kami bingung untuk bercerita tentang apa lagi, kami
diam. Anggun mengalihkan pandangannya ke bawah, seolah olah malu jika aku
bertanya kenapa dia diam. Tapi aku memecah sesi diam itu dengan pernyataan yang
mungkin akan membuat anggun merasa aneh terhadap aku.
“anggun, maaf aku mungkin sekarang masih bukan siapa siapa dan orang asing
bagimu. Tapi aku suka kamu”
Anggun tidak membalas ucapanku, mungkin dia malu. Dia tidak
berhenti menatap ke bawah sama seperti waktu sesi diam barusan. Kemudian anggun
akhirnya menengadah dan melihatku. Dia seolah olah mau mengungkapkan sesuatu. Aku
benar benar deg degan dia tiba tiba melihatku begitu, diapun menggerakkan
bibirnya.
“kiri”
“kiri? Ada apa di sebelah kiriku?”
“kiri”
Lalu angkot berhenti. anggun
beranjak dari tempat duduknya, dan menyerahan selembar uang ke sopir berkalung
handuk itu.singkatnya, lamunanku buyar.
Anggun, bagiku, baru permulaan dari random fall in love with
random girl.
Pernah di suatu sore, aku biasa mampir ke sebuah lapak
martabak manis di dekat kampusku. Saking lamanya langganan, aku sampai tau sore
jam berapa yang pasti sepi pelanggan. Tapi waktu itu, keadaan ga sama persis
seperti yang aku rencanakan.
Dan sindrom random fall in love mulai lagi menjalankan aksi
di otakku…
Entah siapa namanya, perempuan itu nampaknya juga sedang
membeli martabak juga. Dia bersama pacarnya, atau calon pacarnya. Entahlah juga
laki-laki itu siapa. Mereka sedang mengobrol, saling berhadapan danterlihat
sangat mesra.
Namun sesekali perempuan itu mengalihkan matanya dan
menatapku… dia tahu aku sedang memperhatikannya sejak awal aku memesan martabak.
Timbul sedikit rasa malu karena aku ketahuan sedang mencuri curi pandang.
Perempuan itu, wajahnya sungguh tenang. Dia mengenakan cat
kuku warna pucat di kukunya yang agak panjang, dan tidak lupa juga kuku jari
kakinya ikut ia cat. Rambutnya panjang mengikal, sungguh cantik sekali dia
dihadapanku. Bajunya agak ketat, lekukan tubuhnya terlihat semakin jelas. Leher
bajunya agak terlalu rendah, dan dengan tubuh yang sangat curvy seperti itu, kesan
seksi menjadi sangat terlihat. Terlebih lagi, tali branya yang hitam sedikit
kelihatan dengan baju model kerut seperti itu. Sexy, definitely sexy…
Aku hanya terduduk, sendirian di seberang perempuan itu. Dia
tetap mengobrol dengan lakilaki itu. Before I knew it, aku sudah terlanjur
jatuh cinta dengan perempuan itu…
Sesekali aku menatapnya selagi dia bercakap dengan laki laki
itu,
Sesekali aku memperhatikan tubuh, kuku, tangan, leher, dan
rambut perempuan itu,
Seandainya aku yang menjadi perempuan itu, aku pasti sudah
menyadari tatapanku yang sangat intense itu.
Tapi perempuan itu tidak terlalu
memperhatikan sama sekali!
Kemudian perempuan itu menyisi rambut dengan jari jemarinya.
Matanya menatap balik ke mataku yang sesekali menatapnya. 5 detik, mungkin 7
detik lamanya kami bertatapan. Aku benar benar tau dia sedang flirt kepadaku.
Dan tatapan kami berlanjut berulang-ulang!
Aku berpikir jikalau laki laki itu hanya teman perempuan
itu, kebetulan saja mereka akrab jadi pergi bareng. Berarti benar perempuan itu
mencoba menarik perhatianku kepadanya dengan
eye flirting sedari tadi. Ada kesempatan untukku bila aku mau mendekatinya.
Eye flirting itu berlanjut…
Dia mengerling, dan jantungku berdegub kencang. Apakah ini
undangannya kepadaku? “ayo, kenalilah aku”, seperti itu pesan yang disampaikan
kerlingan itu.
Dia masih sesekali menatapku, dan kali ini kami bertatapan
lama sekali. Tapi pandangan kami lalu terhalang sesuatu.
Ternyata tukang martabak yang menghalangi tatapan kami. Tapi…perempuan
itu bergandengan tangan dengan laki laki tadi! Mereka berpacaran? Lalu apa arti
eye flirting yang dari tadi dia lakukan? Hanya menggoda?
Mereka berjalan menghampiri motor mereka, dan perempuan itu
kembali menatapku dari kejauhan.
Apakah ini sinyal agar aku harus berani dan melanjutkan
flirt tadi? Tapi mereka sudah mulai pergi dari parkiran. Dan perempuan itu
berbalik dan melihatku. Lama sekali.
I don’t know who you
are, but I will find you, ucapku di dalam hati.
Tak lama kemudian, ada seorang perempuan yang memesan
martabak yang sama dengan yang aku pesan.
Perempuan itu, dia terseyum ke arah smartphone negeri Jepangnya.
Senyumnya sungguh indah…
Dan sindrom random fall in love with random girl mulai
menyerang otakku kembali…….
0 komentar:
Post a Comment