Searching...
January 03, 2012

Stuck between choices?


     Pilihan adalah makna dari hidup. Tidak memilih, ya tidak hidup. Berproses dari kecil hingga dewasa, atau alay, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan. Tentang apa saja, dan pilihan apapun. Hal terhebat dari manusia adalah karena manusia bisa memilih.
     Terkadang memilih menjadi sulit dilakukan ketika beranjak dewasa. Terbiasa melakukan rasionalisasi membuat pilihan sederhana menjadi rumit. Ambillah contoh, memilih antara mau makan siomay atau batagor. Padahal kita tinggal memilih sesuai selera kita. Tapi kemudian banyak hal yang kita pertimbangan lagi, hampir seperti mempertimbangkan apakah mau sunat sekarang atau tahun depan (bagi yang cowo). Dari siomay dan batagor, kita memikirkan harga, tempat, jarak ditempuh untuk medapatkan makanan tersebut, teman kita milih yang apa. Pilihan menjadi rumit ketika terlalu banyak berpikir.
     Terkadang memang ada pilihan yang sulit dari sananya. Pilihan-pilihan yang menyangkut orang lain, egoism pribadi, atau pilihan yang menentukan kelanjutan hidup. Dihadapkan pada pilihan seperti ini bukan suatu masalah yang sedang menimpa kita. Justru dari melewati pilihan-pilihan seperti itu kita menjadi dewasa.
Bagi yang berpacaran misalnya, ada masa-masa dimana pilihan sulit melanda. Taruh kata kita dihadapkan pada pilihan apakah akan memilih pacar, atau teman. Pilhan yang sulit memang. Bisa kita memilih pacar, memilih teman, atau tidak memilih keduanya. Segala pilihan bisa menjadi benar dan bisa menjadi salah. Dan yang paling parah, semua pilihan yang ada tidak sepenuhnya benar, atau sepenuhnya salah.
     Terlepas dari apa yang nantinya kita pilih, ada hal yang pasti harus dilakukan. Selalu bertanggung jawab akan apa yang kita pilih menjadi keharusan. Karena lewat berlatih tanggung jawab itu kita semakin dewasa. Bagi orang yang dewasa, penyesalan bukanlah suatu pilihan. Kalau udah memilih sesuatu dan masih berbuntut penyesalan? Sadarilah hal itu dan belajar dari situ kawan :D

2 komentar:

  1. Freud bilang, manusia punya yang namanya Id, Ego dan Superego.
    kalo kita cuma memakai Id, ya dalam menentukan sebuah pilihan itu akan sangat cepat.
    tapi kalo Ego atau nilai yang kita dapat dari keluarga selagi kita bertumbuh, pilihan aku sedikit lebih lama karena mempertinbangkan nilai yang sudah dia dapat,
    akan lebih njilet lagi kalo Superego uda bermain disitu, nilai-nilai sepeti nilai sosial dan agama akan sangat mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihan.
    dan hari ini, saya memilih untuk mengomentari tulisan anda.

    ReplyDelete
  2. memang sebuah keputusan itu bukan hanya pilihan diluar kita, tapi yang paling pengaruh memang dari dalam. Entah apapun pilihannya, yg penting super ego sama id atau ego bisa ikut tanggunng jawab kalo ada apa-apa :D

    ReplyDelete

 
Back to top!