Searching...
January 20, 2012

Menulis itu tidak lebih dari bercerita


Kalimat itu terang-terangan mempunyai poin. Sebenernya kalimat diatas itu benar adanya bila dipikirkan terus menerus. Tulisan adalah pencerita, memiliki hal yang ingin disampaikan atau diceritakan.
Pacarkulah yang membuat kalimat di atas. Sebagai mahasiswi komunikasi, jelas lah taraf pemikiran soal beginian pasti beda dari aku yang mahasiswa jelata. Ada poin yang benar-benar ingin disampaikan oleh pacarku itu. Saat itu aku memang meminta pendapat tentang tulisan-tulisanku ini, yang masih sedikit. Pertanyaanku dijawab dengan penuh makna konotatif. ‘itulah gaya penulisanmu’ setidaknya itu yang aku dapat. Jujur waktu itu aku tak mengerti keseluruhan maknanya :D
Yang paling menyenangkan ketika menulis adalah ketika ada yang membaca. Pembaca tulisanku ini mungkin belum banyak. Tapi ada satu-dua orang yang memuji dan mengkritisi saja sudah cukup sekali :D
Kalau ada yang bilang tulisanku bagus, bukannya jadi besar kepala kalau jadi aku. Ada masalah juga kalau ada yang bilang bagus. Sebagai penulis yang dikatain begitu, menemukan sisi yang bagus buat dikembangkan itu malah jadi masalah. Sebelah mana sih yang bagus?apanya yang bagus?padahal ya udah dibaca lagi, engga ketemu pula yang bagus sebelah mana. Alhasil ya berarti nulisnya tetep kaya gitu aja :D
Kalau ada yang bilang tulisanku gini gitu gini gitu juga jadi masalah. Pasti kepikiran aja kalau ada yang bilang ‘aku engga mudeng semuanya dari tulisanmu’, ‘bahasanya terlalu ilmiah sih kalo kamu’, atau malah ‘sebenernya kurang gini gitu’. Masalah pertama itu kalau udah ada kaitannya sama ketidakmudengan pembaca. Mana ya yang harus dikoreksi kalau pembacanya ga mudeng? Mungkin ada kaitannya sama ide yang alurnya ga sesuai, atau malah idenya terlalu menyebar. Kalau aku sih penulis yang sombong, jadi sekali ada tanggepan-tanggepan semacam itu, pertama yang kepikiran ya ‘itu sih kamu aja yang bodo jadi engga mudeng #wide smile :D’.
Kalau soal sisi penting dari menulis itu apa sih sebenernya? Aku juga engga ngerti banget malah. Tergantung orientasi dari menulis itu apa juga kan bisa banyak banget. Ada yang nulis buat dimuat di koran, ada juga yang nulis buat bikin sebuah buku. Kalau aku karena alasan nulis buat ada yang baca, punya pembaca setia udah cukup nampaknya. Masalah duit atau dimuat di media, engga begitu tertarik. Tapi kalau semisalnya nulis udah dapet pembaca setia, terus juga dapet duit ya pasti lebih menyenangkan.
Jadi, kalau nulis itu ya tergantung niatnya juga. Tujuannya apa aja boleh kok, engga ada yang melarang seseorang buat menulis. Apa yang kita dapat ya niatnya juga kaya apa dari kita menulis. Kalau tujuan nulis dan apa yang kita dapat berbeda, mungkin bisa dibilang nulisnya kita gagal. hehe :D

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to top!