Kalimat itu terang-terangan mempunyai poin.
Sebenernya kalimat diatas itu benar adanya bila dipikirkan terus menerus.
Tulisan adalah pencerita, memiliki hal yang ingin disampaikan atau
diceritakan.
Pacarkulah yang membuat kalimat di atas. Sebagai
mahasiswi komunikasi, jelas lah taraf pemikiran soal beginian pasti beda dari
aku yang mahasiswa jelata. Ada poin yang benar-benar ingin disampaikan oleh
pacarku itu. Saat itu aku memang meminta pendapat tentang tulisan-tulisanku
ini, yang masih sedikit. Pertanyaanku dijawab dengan penuh makna konotatif.
‘itulah gaya penulisanmu’ setidaknya itu yang aku dapat. Jujur waktu itu aku
tak mengerti keseluruhan maknanya :D
Yang paling menyenangkan ketika menulis adalah
ketika ada yang membaca. Pembaca tulisanku ini mungkin belum banyak. Tapi ada
satu-dua orang yang memuji dan mengkritisi saja sudah cukup sekali :D
Kalau ada yang bilang tulisanku bagus, bukannya
jadi besar kepala kalau jadi aku. Ada masalah juga kalau ada yang bilang
bagus. Sebagai penulis yang dikatain begitu, menemukan sisi yang bagus buat
dikembangkan itu malah jadi masalah. Sebelah mana sih yang bagus?apanya yang
bagus?padahal ya udah dibaca lagi, engga ketemu pula yang bagus sebelah mana.
Alhasil ya berarti nulisnya tetep kaya gitu aja :D
Kalau ada yang bilang tulisanku gini gitu gini gitu
juga jadi masalah. Pasti kepikiran aja kalau ada yang bilang ‘aku engga
mudeng semuanya dari tulisanmu’, ‘bahasanya terlalu ilmiah sih kalo kamu’,
atau malah ‘sebenernya kurang gini gitu’. Masalah pertama itu kalau udah ada
kaitannya sama ketidakmudengan pembaca. Mana ya yang harus dikoreksi kalau
pembacanya ga mudeng? Mungkin ada kaitannya sama ide yang alurnya ga sesuai,
atau malah idenya terlalu menyebar. Kalau aku sih penulis yang sombong, jadi
sekali ada tanggepan-tanggepan semacam itu, pertama yang kepikiran ya ‘itu
sih kamu aja yang bodo jadi engga mudeng #wide smile :D’.
Kalau soal sisi penting dari menulis itu apa sih
sebenernya? Aku juga engga ngerti banget malah. Tergantung orientasi dari
menulis itu apa juga kan bisa banyak banget. Ada yang nulis buat dimuat di
koran, ada juga yang nulis buat bikin sebuah buku. Kalau aku karena alasan
nulis buat ada yang baca, punya pembaca setia udah cukup nampaknya. Masalah
duit atau dimuat di media, engga begitu tertarik. Tapi kalau semisalnya nulis
udah dapet pembaca setia, terus juga dapet duit ya pasti lebih menyenangkan.
|
January 20, 2012
Related Posts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment